Studi Strategis Luar Negeri (SSLN)
Mayjen TNI Dr. Budi Pramono Kunjungi Filipina dalam Rangka Studi Strategis Luar Negeri
Manila, 4 September 2023 - Dalam upaya untuk memperdalam pemahaman mereka tentang studi strategis luar negeri (SSLN) dan memperkuat hubungan bilateral antara Indonesia dan Filipina, Mayjen TNI Dr. Budi Pramono bersama rombongan 19 peserta PPSA Angkatan XXIV Lemhannas RI lainnya dalam kunjungan kerja (Kunker) selama 5 hari di Filipina, dimulai dari tanggal 2 hingga 7 September 2023.
Hari pertama kunjungan ini ditandai dengan kedatangan rombongan di Kantor Kedubes RI di Manila, di mana peserta PPSA Lemhannas RI disambut secara langsung oleh Duta Besar RI yang berkuasa penuh untuk Filipina, Letjen TNI (Purn) Agus Widjayanto.
Dalam sambutannya, Letjen TNI (Purn) Agus Widjayanto mengucapkan selamat datang kepada peserta PPSA Angkatan XXIV Lemhannas RI di Filipina dan berharap kunjungan ini akan memberikan kontribusi penting bagi pemahaman mereka tentang berbagai aspek di Filipina, termasuk ideologi, politik, sosial budaya, ekonomi, serta pertahanan dan keamanan. Agus juga menyoroti pentingnya hubungan diplomatik dan kerjasama antara Filipina dan Indonesia dalam berbagai sektor.
Selain itu, Letjen TNI (Purn) Agus Widjayanto memberikan penjelasan mengenai sejarah Filipina, situasi masyarakat Filipina, serta geopolitik Filipina dan kawasan Asia Pasifik. Sementara itu, Mayjen TNI Dr. Budi Pramono, peserta PPSA Angkatan XXIV Lemhannas RI, mengungkapkan rasa terima kasih atas sambutan hangat yang diterima dari Duta Besar RI untuk Filipina dan stafnya.
Dr. Budi Pramono berharap kunjungan ini akan memberikan wawasan tambahan bagi peserta PPSA Angkatan XXIV Lemhannas RI, khususnya terkait dengan upaya pembangunan kerja sama antara Indonesia dan Filipina, serta situasi geopolitik yang sedang berkembang saat ini.
Selama kunjungan 5 hari, para peserta PPSA Angkatan XXIV akan mengunjungi berbagai kementerian dan lembaga Filipina, termasuk Department Of Foreign Affairs (DFA), Department Of Interior and Local Government (DILG), National Defence College Of The Philippines (NDCP), Armed Forces Of The Philippines (AFP), Department Of National Defence (DND), dan beberapa lokasi lainnya. Tujuan dari kunjungan ini adalah untuk mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam tentang berbagai aspek pemerintahan dan kebijakan Filipina.
Turut serta dalam rombongan adalah Dr. Pratama selaku Ketua Tim SSLN, serta sejumlah pejabat tinggi seperti Aslog Kapolri Irjen Pol Prabowo Argo dan Brigjen Pol Kumbul KS, yang saat ini menjabat sebagai Direktur Permas KPK RI.
Dr. Budi Pramono adalah seorang penulis produktif yang baru-baru ini menerbitkan bukunya tentang Kepemimpinan: Menjadi Pemimpin yang Baik di Era Resesi Global melalui Kindle Direct Publishing di Amazon Amerika Serikat, selain ketersediaannya di Perpustakaan Nasional Indonesia, seperti buku tentang Kepemimpinan Strategis, serta buku Manajemen Operasional Industri EBT, dan lainnya.
Dalam bukunya yang berjudul "Leadership: Be A Good Leader in The Global Recession Era ," Dr. Budi Pramono membahas pentingnya pemimpin menyeimbangkan produktivitas dengan kesejahteraan emosional anggota tim mereka, terutama selama krisis seperti pandemi COVID-19 atau resesi ekonomi. Bagian ini juga membahas faktor-faktor yang dapat memicu resesi dan tantangan potensial yang mungkin dihadapi ekonomi Indonesia dan dunia pada tahun 2023.
Berikut beberapa poin kunci dari buku beliau:
Menyeimbangkan Produktivitas dan Stabilitas Emosional: Pemimpin yang efektif di tempat kerja perlu mencapai keseimbangan antara menjaga produktivitas dan memastikan stabilitas emosional anggota tim mereka, terutama selama masa-masa sulit seperti krisis atau resesi.
Kepemimpinan dengan Jiwa: Bagian ini menyebutkan konsep "kepemimpinan yang berjiwa" yang dapat mendorong lingkungan kerja yang positif dan produktif sambil memberikan bimbingan dan dukungan kepada anggota tim yang mungkin menghadapi kesulitan.
Definisi Resesi: Resesi digambarkan sebagai penurunan aktivitas ekonomi yang berkelanjutan dan meluas, yang ditandai dengan faktor-faktor seperti penurunan PDB, penurunan produksi dan investasi, dan peningkatan tingkat pengangguran.
Pemicu Resesi: Beberapa faktor dapat memicu resesi, termasuk peristiwa seperti pandemi COVID-19, ketegangan geopolitik (seperti perang Rusia-Ukraina), tingkat inflasi yang tinggi, dan kenaikan suku bunga acuan.
Prospek Ekonomi Global: Bagian ini mengindikasikan bahwa ekonomi global diproyeksikan akan mengalami resesi pada tahun 2023, mengingat faktor-faktor seperti kenaikan harga energi dan suku bunga acuan yang dapat menyebabkan inflasi dan gangguan potensial dalam rantai pasokan global.
Perubahan Iklim sebagai Tantangan: Selain itu, perubahan iklim disebut-sebut sebagai tantangan signifikan yang dapat berdampak pada keuangan, ekonomi, dan kesejahteraan suatu negara. Peristiwa terkait perubahan iklim dapat memiliki dampak ekonomi dan sosial yang luas.
Secara keseluruhan, buku ini menekankan pentingnya kepemimpinan yang mempertimbangkan aspek ekonomi dan emosional tim selama masa-masa sulit, sambil menyoroti beberapa faktor yang berkontribusi terhadap kemungkinan resesi dalam waktu dekat.
Sebagai penulis buku baru-baru ini tentang Foreign Policy Analysis, kunjungan ini diharapkan akan memperkuat hubungan antara Indonesia dan Filipina sambil memperluas pemahaman peserta tentang dinamika politik dan situasi geopolitik di kawasan Asia-Pasifik.
Buku "FOREIGN POLICY IN THE ERA OF GLOBAL CHANGE, " membahas peran penting kebijakan luar negeri dalam menghadapi perubahan global, dengan fokus pada strategi efektif untuk mencapai kepentingan nasional dan memajukan negara dalam arena internasional yang selalu berubah. Buku ini mengajak pembaca untuk memahami konsep kebijakan luar negeri, pentingnya membedakan antara kebijakan luar negeri dan domestik, serta peran diplomasi budaya dan diplomasi publik dalam memengaruhi opini publik di luar negeri.
Selain itu, buku ini membahas risiko global saat ini, termasuk krisis energi, inflasi yang meningkat, serangan siber terhadap infrastruktur kritis, serta tantangan seperti kehilangan biodiversitas, kemiskinan, dan krisis kesehatan global. Masalah-masalah ini memerlukan kerjasama internasional dan solusi berkelanjutan untuk mengatasi dampaknya.
Kunjungan ini diharapkan akan memperkuat hubungan antara Indonesia dan Filipina serta memperluas pemahaman peserta tentang dinamika politik dan situasi geopolitik di kawasan Asia Pasifik.
Sebagai informasi yang memperkuat pengetahuan kita tentang Hubungan Internasional, mari kita simak hubungan diplomatik antara Indonesia dan Filipina yang dimulai pada 24 November 1949 dan Rencana Aksi 2022-2027:
Kedekatan Geografis: Indonesia dan Filipina terletak di wilayah Asia Tenggara, yang membuat mereka tetangga geografis. Kedekatan geografis ini memainkan peran penting dalam hubungan mereka, terutama dalam hal perdagangan, pertukaran budaya, dan kerja sama regional.
Kedekatan Budaya: Meskipun ada keragaman etnis dan bahasa di kedua negara, ada juga kesamaan dalam budaya Melayu yang memengaruhi masyarakat di kedua negara. Selain itu, ada pengaruh budaya lain yang telah membentuk identitas budaya unik di masing-masing negara.
Hubungan Diplomatik 75 Tahun: Pada tahun 2024, Indonesia dan Filipina akan merayakan 75 tahun hubungan diplomatik mereka. Ini adalah pencapaian bersejarah yang mencerminkan komitmen jangka panjang kedua negara untuk menjalin hubungan yang kuat dan saling menguntungkan.
Rencana Aksi 2022-2027: Rencana Aksi 2022-2027 adalah inisiatif penting yang menetapkan kerangka waktu dan tujuan-tujuan khusus untuk kerja sama antara Indonesia dan Filipina. Rencana ini mungkin mencakup berbagai sektor seperti perdagangan, investasi, keamanan, lingkungan, pendidikan, dan budaya. Rencana Aksi ini bertujuan untuk memperdalam kerja sama kedua negara dalam periode tersebut dan meningkatkan kesejahteraan warga mereka.
Dengan merayakan 75 tahun hubungan diplomatik dan meluncurkan Rencana Aksi 2022-2027, Indonesia dan Filipina berkomitmen untuk memperkuat hubungan Indonesia-Philipina dalam berbagai bidang, yang akan menguntungkan kedua negara dan masyarakatnya secara keseluruhan. Semoga hubungan baik antara Indonesia dan Filipina terus berkembang dan memberikan manfaat positif bagi keduanya.(MA)